Jumat, 03 Desember 2010

cinta.. cinta.. cinta

Cinta… Cinta… Cinta…


Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Segala puji bagi Allah… Segala puji milik Allah… Tuhan semesta Alam..

Aku bersaksi tiada Tuhan yg berhak disembah selain Allah.. Dan Aku bersaksi bahwa Muhammad ialah hamba dan utusaNYA..

Hanya kepada Allah kami menyembah… Hanya kepada Allah kami memohon pertolongan… Hanya kepada Allah kami berharap... Hanya kepada Allah tempat bergantung segala sesuatu.. Hanya kepada Allah kami berlindung dari godaan setan yang terkutuk yang menghembuskan godaan yang sesat..

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Shallawat, sallam, rahmat, & berkah semoga Allah azza wa jalla curahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam, keluarganya, Sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in..

Semoga Ampunan, salam, rahmat, & berkah semoga Allah curahkan kepada kami hamba-hamba Allah azza wa jalla sebagai ummat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam sampai hari akhir nanti… Amma Ba’du…


Cinta Khadijah Radhiyallahu ’anha….!!!


Cinta… Kadang manis terasa…
Cinta… Kadang pahit terasa…

Cinta... Kadang bisa jadi penawar...
Cinta…Kadang bisa meracuni...

Cinta...Kadang Tumbuh berkembang…
Cinta.. Kadang Layu melunglai...

Cinta... Kadang bisa Sesaat…
Cinta... Kadang bisa bermusim…

Cinta.. Kadang bisa membahagiakan…
Cinta.. Kadang bisa menyengsarakan…

Hmmmm… Cinta… Apakah makna cinta???


Cinta…Seperti banyak kita ketahui dalam sejarah, pembahasan Tentang Cinta selalu menarik dikarenakan Daya maghnetnya yang sangat luar biasa.

Cinta… Dari sejarah-sejarah peperangan, kerajaan, pemerintahan, kenegaraan, pemberontakan, kejahatan, kebaikan, puisi, Novel, Drama, dll. Di dalam itu semua terselip unsur-unsur yang Dilandasi dengan Cinta.

Cinta… Sejarah-sejarah membuktikan Dahsyatnya Cinta yang bisa memporak-porandakan Hati, Akal, Harta, Kekuasaan, Kehormatan, Dan lain-lainya.

Cinta… Sejarah-sejarah membuktikan Tentang Suatu Cinta, Kadang semua itu berguna Dalam waktu sesaat, Kadang semua itu berguna Dalam waktu bermusim, Kadang semua itu berguna Dalam waktu semasa hidup.

Cinta… Sejarah-sejarah membuktikan ironisnya cinta, Kadang merana tersiksa sakit bathin berupa tekatan stres yang hebat membikin pusing, bingung, cemas bahkan sakit jiwa Dan Kadang merana tersiksa sakit lahir berupa kebisuan, kebutaan, kelumpuhan, bahkan sampai kematian.

Cinta… Sejarah-sejarah membuktikan banyak sekali cinta yang sia-sia diberbagai belahan dunia. Namun perlu kita ketahui di antara
banyak sekali Cinta yang sia-sia ada beberapa terselip Cinta yang sangat luar biasa seperti kisah Cintanya Khadijah Radhiyallahu ’anha Sang ummul mukminin Kepada Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam.

Sesungguhnya ada pelajaran yang sangat berharga dari Khadijah Radhiyallahu ’anha dimana beliau mempunyai peranan yang sangat besar dalam perkembangan Islam dari Awal kelahirannya. Khadijah Radhiyallahu ’anha sering membantu Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam baik harta, jiwa Dan Raga. . Khadijah Radhiyallahu ’anha menentramkan rasa takut yang dialami Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam ketika Malaikat Jibril turun kepadanya dengan membawa wahyu di goa Hira’ untuk pertama kalinya. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam datang kepada Khadijah dalam keadaan seluruh persendiannya gemetar, seraya bersabda :

“Selimuti aku! Selimuti aku! Sungguh aku mengkhawatirkan diriku" Maka Khadijah berkata : "Tidak. Demi Allah, Allah tidak akan membuatmu menjadi hina sama sekali, karena engkau selalu menjalin hubungan silaturahmi, menanggung beban, memberikan bantuan kepada orang yang tak punya, memuliakan tamu dan memberikan pertolongan kepada orang yang berada di pihak yang benar"
(Muttafaq Alaih)

Subhanallah..!!! Allahuma Shalli Wa Sallim ‘Alaa Muhammad Wa ‘Alaa Ali Muhammad…
Dan banyak sekali pelajaran yang sangat berharga dari Khadijah Radhiyallahu ’anha Sang ummul mukminin, Terlampau panjang kalau tertulis disini. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

“Dari Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu ’anhu , ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid (HR.Shahih Muslim)

Serta Allah memberikan kabar gembira kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam melalui Malaikat Jibril bahwa Khadijah Radhiyallahu ’anha Sang ummul mukminin Akan mendapatkan Rumah Disurga Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu , ia berkata:Jibril datang kepada Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan. (HR.Shahih Muslim)

Cinta… seperti kisah Cintanya Khadijah Radhiyallahu ’anha Sang ummul mukminin Kepada Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam memang Super dahsyat.



Cinta Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam Berarti Cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala...!!!

Cinta… Cinta… Cinta… banyak orang berkata cinta Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam tapi tidak tau makna dalam kecintaan itu… hmmm mungkin termasuk zulfi yg sering berkata cinta Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam tapi sedikit tahu makna… Astaghfirullah…!!!

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ’anhu , ia berkata:Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: Seorang hamba tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan semua orang” (HR.Shahih Muslim)

hadits di atas mengandung pengertian bahwa iman seorang muslim tidak sempurna, sehingga ia mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam melebihi kecintaannya terhadap anak, orang tua dan segenap manusia, Termasuk mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman:
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.s Ali ’Imran 31)

Dalam Asbabun nuzul (Latar belakang Sejarah Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an) disebutkan Dalam Suatu riwayat dikemukakan ada suatu kaum di zaman Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam. Yang berkata “Demi Allah hai Muhammad, Sesungguhnya kami benar-benar yakin cinta kepada Rabb kami “Maka Allah menurunkan Ayat (Q.s Ali ’Imran 31) sebagai tuntunan bagaimana seharusnnya mencintai Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnul Mundir yang bersumber dari Al-Hasan)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman:
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka[321].
[*]. Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan. (Qs. An Nisaa’ 80)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman:
“dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul.
(Qs. At Taubah 120)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman:
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri[*]
(Qs. Al Ahzab 6)
[*]. Maksudnya: orang-orang mukmin itu mencintai nabi mereka lebih dari mencintai diri mereka sendiri dalam segala urusan.

Dari Anas Radhiyallahu ’anhu , ia berkata:Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka (HR. shahih Muslim).

Jadi jelas berdasarkan dalil-dalil diatas Cinta sejati kita di wajibkan Untuk Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam. Cinta sejati kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam berarti Cinta Sejati kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Bisa Dirumuskan dengan:
Cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala melebihi cinta kita pada apapun BERARTI Cinta kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam melebihi cinta kita pada Apapun.

Cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala BERARTI tunduk, patuh dan ta’at kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala BERARTI tunduk, patuh dan ta’at kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam.

Jadi Kecintaan Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam berarti ketaatan kepada Aturan-Aturan Dalam Al-Qur’an Dan Aturan-Aturan Dalam Al-hadist yang benar, baik itu ketaatan Dalam menjalankan semua perintah-perintahnya Dan ketaatan Dalam menjauhi semua larangan-larangannya.


Sekarang Banyak golongan, kelompok, partai,dll. Mengaku berpegang kepada ketaatan kepada Aturan-Aturan Dalam Al-Qur’an Dan Aturan-Aturan Dalam Al-hadist yang benar. Tapi Realitanya mereka menentang, menolak bahkan menginkari sebagian Ayat-ayat Al-Qur’an Dan Sebagian Hadist-hadits yang shahih.

Kenapa bisa..??? jelas bisa, Dikarenakan Sekarang Banyak golongan, kelompok, partai,dll. Menggunakan Adat-istiadat, Akal, nafsu di campur baurkan, mereka seenaknnya Dalam menjalankan paham golongan, kelompok, partai,dll.

Sekarang Banyak golongan, kelompok, partai Ada yang ahli bid’ah, ada yang ahli maksiat, ada yg ahli mengkafirkan, dan lain-lainnya.

Sangat mengherankan sekali Sekarang Banyak golongan, kelompok, partai berteriak lantang … “Hidup golongan, kelompok, partai kami, Hidup Aturan-Aturan Dalam Al-Qur’an… Hidup Aturan-Aturan Dalam Al-hadist… Hidup Khilafah… dan lain-lainnya“

Mereka Ada yang menafsirkan Al Qur’an dengan disesuaikan nafsunya, mereka berkata "Dan tidaklah Allah menciptakan manusia dan jin kecuali…..untuk menegakkan khilafah dan menegakkan hukum-hukum Islam" dan "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka…..menegakkan khilafah".

Didalam suatu kitab salah satu golongan yang di dukung partai, kitab itu didalamnya penuh cacian terhadap Abu Bakar Radhiyallahu ’anhu, Umar Radhiyallahu ’anhu, Mu’awiyah, mencaci maki para shahabat yang lain dan mengatakan bahwa para shahabat telah merubah Al Qur’an, mencaci maki istri Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, dan lainnya. Dan juga mengatakan bahwa "imam-imam" mereka berada pada tingkatan tertinggi, yang tidak ada nabi ataupun malaikat yang dapa menandinginnya. Bagaimana bisa mereka seperti itu? Bagaimana mungkin imam-imamnya itu lebih baik daripada semua nabi dan malaikat? Tapi hal itu bukanlah sesuatu yang hal yang dipermasalahkan partai sesat itu. Mereka berkata "kami mengetahui Allah berdasarkan akal kami" Anehnnya partai itu mendukung golongan sesat itu.

Sekarang banyak golonganan, kelompok, partai mengeluarkan fatwa yang menyesatkan “Mereka menjelaskan bahwa laki-laki dibolehkan untuk mencium wanita non muslim. Mereka berkata bahwa boleh untuk melihat foto (gambar) wanita telanjang (b***l), mereka katakan "itukan hanyalah gambar". Mereka katakan bahwa itu bukanlah wanita tapi hanyalah gambar. Kemudian mereka berkata bahwa dibolehkan untuk menjabat tangan wanita lainnya, yaitu ketika melakukan bai’at, sebab tidak ada perbedaan antara wanita dan pria dalam hal ini.

Gimana mereka berkata kebenaran sedangkan banyak menolak hadist-hadist shahih karena kepentingan mereka yang fanatik berlebihan terhadap golongan, kelompok, partainya. hadist-hadist shahih tidak boleh di belakangi, ditolak Atau di ingkari, baik itu hadist shahih mutawatir Atau hadist shahih Ahad. Maka orang yang tidak mengambil hadits ahad dalam masalah akidah, niscaya mereka menolak beberapa hadits ahad tentang akidah lainnya, seperti tentang :

1. Keistimewaan Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam melebihi semua Nabi ‘Alaihimus Salam.
2. Syafaatnya yang besar di akhirat.
3.Syafaatnya terhadap umatnya yang melakukan dosa besar.
4.Semua Mu’jizat selain Al Qur’an.
5.Proses permulaan makhluk, sifat Malaikat dan Jin, sifat Neraka dan Surga yang tidak diterangkan dalam Al Qur’an.
6.Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur.
7.Himpitan kubur terhadap mayit.
8.Jembatan, telaga, dan timbangan amal.
9.Keimanan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan kepada semua manusia akan keselamatannya, sengsaranya, rizkinya, dan matinya ketika masih dalam kandungan ibunya.
10.Keistimewaan Nabi Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam yang dikumpulkan oleh Imam Suyuthi dalam kitab Al Khasha’is Al Kubra, seperti Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam masuk ke Surga ketika beliau masih hidup dan melihat penduduknya serta hal-hal yang disediakan untuk orang yang bertakwa.
11.Berita kepastian bahwa sepuluh shahabat dijamin masuk Surga.
12.Bagi orang yang melakukan dosa besar tidak kekal selama-lamanya dalam neraka.
13.Percaya kepada hadits shahih tentang sifat Hari Kiamat dan Padang Mahsyar yang tidak dijelaskan dalam Al Qur’an.
14.Percaya terhadap semua tanda kiamat, seperti keluarnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa ‘Alaihis Salam, keluarnya api, munculnya matahari dari barat, dan binatang-binatang, dan lain-lain. Kemudian semua dalil akidah, menurut mereka tidak sah dengan hadits ahad. Dalil-dalil akidah itu bukan dengan hadits ahad, tetapi dalilnya harus dengan hadits mutawatir. Akan tetapi karena sedikitnya ilmu orang yang mengingkari kehujjahan hadits ahad itu maka mereka menolak semua akidah yang berdasarkan hadits shahih.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman :
“Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; (Qs. Al Baqarah 87).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman :
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu[*] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
(Qs. An Nisaa’ 115). [*] Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman :
“Dan tidak patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (Qs. Al Ahzab 36)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman :
“Taatilah Allah dan Rasul-Nya.” (Qs. Ali Imran 32)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman :
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”
(Qs Al Hasyr 7)

Ibnu Hajar berkata : “Sungguh sudah terkenal perbuatan shahabat dan tabi’in dengan dasar hadits ahad dan tanpa penolakan. Maka telah sepakat mereka untuk menerima hadits ahad.” Lihat Fathul Bari 13/234.

Itulah Realita sekarang banyak golongan, kelompok, partai yang sesat, jadi Jangan Asal berteriak lantang Tanpa Makna….!!!


Sekarang juga Begitu banyak ummat muslim mengaku mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam, dengan menyanyikan lagu-lagu nasyid cinta Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dengan Bahasa Arab Atau bahasa lainnya, berpuisi cinta kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam, bersenandung bershalawat di menara-menara mesjid, bershalawat memakai pengeras suara di mesjid. Apakah Dengan semua itu Kita bisa mendapatkan pahala??? Dan Dengan semua itu Ada yang celaka Atau berdosa Yang mana kita tidak meneliti kandungan makna Shalawat itu, kita tidak meneliti Apakah boleh kita melakukan semua itu mana yang boleh mana yang tidak boleh, boleh jadi dari beberapa Amalan itu tidak ada tuntunannya atau Bid’ah, boleh jadi maknanya ada yang mengandung kata-kata syirik, dan lainya. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

“Hendaklah kalian menjauhi perkara-perkara baru yang diada-adakan, karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid ’ah, setiap bid ’ah itu sesat, dan setiap yang sesat itu (tempatnya) di neraka"
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah, Tambahan “dan yang setiap yang sesat itu (tempatnya di neraka)” pada riwayat An-Nasa’I )

Cara mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dengan bershalawat Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam harus hati-hati harus sesuai tuntunan yang benar. mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi dengan bershalawat kepadanya itu sangat bagus, tapi kita harus memeriksa dengan teliti berdasarkan dalil :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Qs. Al Hujuraat 6)

Jadi bukannya Tidak boleh tapi jika kita melakukan suatu Amalan yang harus dengan Tuntunan yang benar, karena banyak membaca shalawat berarti salah satu cara mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam Dan pada hari kiamat paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam:

“Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak membaca shalawat kepadaku."
(HR Riwayat Tirmidzi.)


Mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam Bukan hanya lisan berucap tanpa makna, Mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam Adapun tanda-tandanya itu akan tampak pada diri kita baik secara bathin maupun lahir.

Pengaruh dari mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam kecintaan itu Akan tampak ketika seseorang itu menjalani perintah-perintahnya Dan menjauhi larangan-larangan dengan tuntunan yang benar.


Jika kita menanyakan kepada seseorang muslim..

“Apakah anda muslim…?”

Orang itu menjawab “Ya Saya seorang muslim”


“Apakah Anda melaksanakan Shalat, zakat, puasa bulan Ramadhan, Haji bila mampu…?”

Orang itu menjawab “Ya Saya melaksanakannya untuk haji belum mampu”


“Apakah Anda beriman kepada Allah, malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul, kiamat, Qadha Dan Qadar…?”

Orang itu menjawab “Ya Saya beriman”


“Apakah bukti keimanan Anda…?

Orang itu menjawab “Bukti keimanan saya adalah saya benar-benar Mencintai Rasulullah, seperti kita ketahui mencintai Rasulullah berarti mencintai Allah, Dan begitu pula sebaliknya, mencintai Rasulullah berarti melaksanakan Rukun islam Dan Rukun Iman, menjauhi larangan-larangannya Dan menjalankan perintah-perintahnya. Dan saya siap berkorbankan jiwa, raga Dan hartaku untuk menegakan Ajaran islam.


“Jika benar Anda begitu kenapa Tidak meneladani Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dalam penampilan, janggutmu dicukur habis, celana Dan sarungmu isbal, Anda tidak mau shalat berjama’ah dimesjid, suka bersentuhan Dan bersalaman dengan bukan mahram, senang berikhtilat, senang safar dengan perempuan bukan mahram, Dan anda Tidak meneladani akhlak dan ketauhidan Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam. Jadi Bagaimana bisa benar-benar Mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam Tapi Anda Tidak meneladani Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dengan melanggar perintahnya ???

Orang itu menjawab “Perintah-perintah Dan larangan-larangan itu Ada sedikit perselisihan,di kalangan ulama dulu Dan sekarang, Dan Ulama yang menyelisih itu yang Aku pegang menurut hati saya baik, Dan kecintaan kepada Rasulullah itu letaknya di dalam hati. Dan alhamdulillah, hati saya baik”

“jikalau benar hati Anda baik, pasti Anda bisa memilih Mana Ajaran yang tidak Ada tuntunan dengan benar, mana Ajaran yang Ada tuntunan dengan benar. Dan jika Anda melaksanakan Ajaran yang tuntunan dengan benar, Anda pasti meneladani Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dengan benar Dan pasti akan nampak dalam diri anda secara lahiriah, baik dalam penampilan, akhlak maupun keta’atanmu dalam beribadah mengesakan Allah semata. Sekarang Anda mengaku kecintaan kepada Rasulullah itu letaknya di dalam hati Anda, sedangkan tampak lahiriah Anda yang nampak selama ini Di pandangan manusia dengan janggutmu dicukur habis, celana Dan sarungmu isbal, Anda tidak mau shalat berjama’ah dimesjid, suka bersentuhan Dan bersalaman dengan bukan mahram, senang berikhtilat, senang safar dengan perempuan bukan mahram. Semua itu banyak dalil-dalil yang menyatakan haram dengan terang dalam Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih. Sebab Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan bila ia rusak maka akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, ia adalah hati."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)


“Apakah Anda sudah nikah?”

Orang itu menjawab “Ya, saya sudah nikah”


“Bagaimana Awal proses sebelum pernikahan Anda Dan sampai sekarang ?”

Orang itu menjawab “Saya pacaran supaya mengetahui ada kecocokan, setelah saya merasa cocok terus tunangan tukar cincin, memenuhi tuntutan pihak perempuan dengan meminta mahar yang tinggi,


“Dalam Islam tidak ada kesempatan untuk berpacaran dan berpacaran hukumnya haram, Dalam peminangan biasanya ada tukar cincin sebagai tanda ikatan hal ini bukan dari ajaran Islam, Menurut Islam sebaik-baik mahar adalah yang murah dan mudah, tidak mempersulit atau mahal. Memang mahar itu hak wanita, tetapi Islam menyarankan agar mempermudah dan melarang menuntut mahar yang tinggi. Dengan banyak dalil-dalil yang menyatakan Tidak boleh Dan Ada yang haram atas semua itu dengan terang dalam Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih.


“Apakah dirayakan, bercampur baur laki-laki Dan perempuan, siapa saja yang Anda undang ?”

Orang itu menjawab “Di rayain dengan sederhana menurut Adat istiadat kami dengan musik-musiknya, di rayain di Rumah pihak perempuan. Tapi kami tidak standing party, kami menyediakan kursi bercampur baur, terus pernikahan kami banyak mengundang tetangga orang penting Dan kaya.


“Ajaran dan peraturan Islam harus lebih tinggi dari segalanya. Setiap acara, upacara dan adat istiadat yang bertentangan dengan Islam, maka wajib untuk dihilangkan. Umumnya umat Islam dalam cara perkawinan selalu meninggikan dan menyanjung adat istiadat setempat, sehingga sunnah-sunnah Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam yang benar dan shahih telah mereka matikan dan padamkan.

Sungguh sangat ironis...!. Kepada mereka yang masih menuhankan adat istiadat jahiliyah dan melecehkan konsep Islam, berarti mereka belum yakin kepada Islam. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?". (Qs. Al-Maaidah 50)

Orang-orang yang mencari konsep, peraturan, dan tata cara selain Islam, maka semuanya tidak akan diterima oleh Allah dan kelak di Akhirat mereka akan menjadi orang-orang yang merugi, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

"Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (Qs. Ali-Imran 85)

Adapun bercampurnya laki-laki dan perempuan hingga terjadi pandang memandang, sentuh menyentuh, jabat tangan antara laki-laki dan wanita. Menurut Islam antara mempelai laki-laki dan wanita harus dipisah, sehingga apa yang kita sebutkan di atas dapat dihindari semuanya banyak mengandung maksiat kepada Allah. Jadi didalam bercampurnya laki-laki dan perempuan harus di hindari.

Perayaan memang Ada dua hukum wajib Dan sunnah, tapi sangat diusahakan sesederhana mungkin dan dalam walimah hendaknya diundang orang-orang miskin. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu sejelek-jelek makanan. Sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam:

“Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya". (HR. Shahih Muslim, Baihaqi dari Abu Hurairah)

“hendaknya yang diundang itu orang-orang shalih, baik kaya maupun miskin, bukan karena kaya Atau penting ukuran dunia, karena ada sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam:

“Janganlah kamu bergaul melainkan dengan orang-orang mukmin dan jangan makan makananmu melainkan orang-orang yang taqwa". (HR. Shahih Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim, Ahmad, dari Abu Sa’id Al-Khudri)


“Sekarang bagaimana Anda berkata dalam mulut anda bahwa Anda benar-benar Mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam Dan siap berkorbankan jiwa, raga Dan hartaku untuk Ajaran islam. Dari Awal proses sebelum pernikahan Anda Dan sampai sekarang Anda berkata dusta Atasnya ”

Orang itu berkata “Bagaimana bisa Anda menyatakan saya berdusta Atas Rasulullah padahal Rasulullah orang yang saya cintai, yang mana bayak kalangan Ustadz, atau da’i-da’i serta Ulama zaman sekarang Mereka memperbolehkan Dan Anak-anak mereka persis seperti semua yang saya lakukan dalam pernikahan.


“Dengan jelas banyak sekali dalil-dalil yang menyatakan Tidak boleh Dan Ada yang haram atas semua itu dengan terang dalam Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih. Apakah Anda mengikuti hawa nafsu Anda dengan mengikuti paham sesat Ustadz, atau da’i-da’i serta Ulama yang mengutamakan Akal Dan hawa nafsu, bukan dengan mengikuti dalil-dalil yang terang dalam Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih menurut pemahaman yang benar.

Anda pelajari dulu Dalil-dalil Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih yang nyata kebenarannya, Jangan Asal bertaqlid buta kepada Ustadz, atau da’i-da’i serta Ulama yang mengutamakan Akal Dan hawa nafsu, janganlah Anda sombong mengingkari, membelakangi, mengacuhkan Dalil-dalil yang Terang dalam Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih yang nyata kebenarannya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman : “
“Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; (Qs. Al Baqarah 87).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman :
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu[*] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
(Qs. An Nisaa’ 115). [*] Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah ber firman :
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”
(Qs Al Hasyr 7)

Ibnu Hajar berkata : “Sungguh sudah terkenal perbuatan shahabat dan tabi’in dengan dasar hadits ahad dan tanpa penolakan. Maka telah sepakat mereka untuk menerima hadits ahad.” Lihat Fathul Bari 13/234.


Ayat-Ayat yang mulia dari Al-Qur’an Dan Sunnah-sunnah Dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mana kehidupan anda tersinggung oleh Ayat-Ayat yang mulia Dan Sunnah-sunnah yang shahih, yang kadang Anda mengingkarinya, jadi jangan begitu kelak Anda Akan tahu kerugian besar setelah kematian menjemput kita, Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.

Jadi bertaubatlah terus dengan memohon Ampunan, Rahmat, Dan Petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Banyak Dalil-Dalil yang Terang Dalam Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih membantah penyimpangan Anda yang mengikuti hawa nafsu Dan salah menafsirkan kecintaan Anda Terhadap Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam, dengan mengikuti paham sesat Ustadz, atau da’i-da’i serta Ulama yang mengutamakan Akal Dan hawa nafsu semata. Perbanyaklah belajar memahami Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih dengan pemhaman yang benar. Semoga Allah mengampunimu Dan memberkahimu.”

Orang itu berkata “Ya, Saya Akan terus bertaubat dengan memohon Ampunan, Rahmat, Dan Petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Berusaha mencintai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dengan menjalankan Perintah-perintahnya Dan menjauhi Larangan-larangannya dengan mengikuti pemahaman Al-Qur’an Dan Al-Hadist yang shahih dengan pemahaman yang benar.